Rabu, 12 Desember 2012

When someone is not 'baik - baik' enough for you

Akhir - akhir ini saya sering ngumpul di kost temen. Kost bersama gitu lah difungsikan sebagai tempat ngumpul sehabis kuliah dan kalo sore pada pulang malemnya si kost ini kosong. Kecuali weekend ada yang pengen hang out sampe malem banget jadi kudu nginap di kost gitu.

Ada panggilan akrab menggeitik yang sering diserukan kepada sesama temen yang ngumpul disana. Biasanya baik itu ketemu langsung, di sosial network atau texting selalu di awali dengan sapaan 'cun'. For example, "Kamu di mana cun?"  atau "Di kost ada siapa cun?". For your information, "cun" tersayang ini kependekan dari kata "pecun", kata yang maha seksi dikalangan temen - temen saya. Yaaa kayak panggilan sayang, gak ada yang mempermasalahkan, namanya juga temen deket kan yah. Saya pun enjoy aja.

Sampe suatu malam, saya gak bisa tidur dan kepikiran soal pecun. Bukan saya mikirin cewek seronok gitu. Maksudnya kata pecun. Beberapa orang bisa sangat marah kalo dipanggil begitu. Kenapa emangnya? itu cuma sebuah kata - kata. Kalo gak merasa juga ga perlu sewot. Apa karna imej pecun itu adalah cewek yang ga baik - baik?

Nah sekarang yang saya pikirkan, apa sih esensi 'baik - baik' ini sendiri? Bagaimana standarisasi seseorang bisa dikatakan cewek 'baik - baik' atau cewek 'gak baik -  baik'? Apakah cewek yang keluar malam itu 'gak baik - baik' dan cewek yang penampilan luarnya keliatan sopan itu 'baik - baik'? Kayaknya gak adil jika seorang manusia harus menilai manusia lainnya dengan segala kekurangannya sedangkan dia tidak lebih baik dari orang yang dinilainya.

Menurut saya pribadi, when someone is not 'baik - baik' enough for you, try to figure out what you mean with 'baik - baik'? And how you decide the scale, bagaimana seseorang bisa terkategori ke 'baik - baik' itu sendiri. Gak heran kalo jomblo banyak bertebaran. Loh kok nyambung ke jomblo? Iya, karna pada esensinya jomblo terbagi dua, yang karna nasib dan karna prinsip. Jomblo karna nasib gak perlu di jelaskan lagi karna saya agak ga tega mendeskripsikannya.

Sekarang kita ngomong soal yang prinsip, banyak kok orang yang mukanya lumayan dan single karna terlalu pilih - pilih, karna si anu ga cukup baik buat gue, si itu suka bikin ilfil, si ini player lah apa lah dan lain - lain. Seseorang bisa jomblo karna ga bisa nemuin orang yang menurut dia orang 'baik - baik'. Dia ga bisa lihat seseorang dari sisi positifnya. Disini pentingnya kita berpositive thinking man. Setiap orang punya sisi baik kok. Soal standar 'baik - baik' sebaiknya jangan memasang standar terlalu tinggi, menyusahkan diri sendiri dalam bergaul. so, enjoy and live you life, saya Chairun Rahmi, Salam Dangdut.