Selasa, 27 Desember 2011

Saya dan Pandangan saya

Mungkin agak usang membicarakan hal - hal yang berbau politik di blog yang yaaaah bisa dibilang awalnya berisi pengalaman hidup dan hal - hal yang tekah saya alami, kali ini saya ingin mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran saya, hal yang selama ini terpikir tapi tak pernah saya ceritakan ke orang lain, paling - paling jadi gumaman dalam hati, tapi hari ini saya akan bercerita.

Saya sedang menimba ilmu di fakultas ilmu sosial dan politik, tapi saya paling tidak suka melihat mahasiswa demo. Mungkin karna dari kesan pertama demo sudah terlihat sangat merepotkan bagi saya, mungkin banyak dari kalian para mahasiswa fisip yang sangat menentang pendapat saya, sekali lagi ini hanya pandangan saya tentang demo, sekelompok mahasiswa datang kesuatu tempat mengajukan aspirasinya, oke itu hal yang sah - sah saja, mengeluarkan pendapat adalah hak kita sebagai warga negara, dan hal itu tercantum pada undang - undang, tapi apa harus membuat macet? Kadang saya berpikir, pada umumnya demo itu membuat arus lalu lintas jadi tersendat, bagaimana kalo ada orang dengan keperluan mendesak? Bagaimana kalo ada orang yang harus buru - buru ke rumah sakit? Bagaimana orang yang mengejar pesawat dibandara? Mungkin kalian berkata 'ah itu bukan urusan saya' sekali lagi ini cuma pandangan saya.

Hal lain selain kemacetan adalah berteriak - teriak di depan gedung pemerintahan, menurut saya sebagai orang timur, bukankah itu sangat tidak sopan, orang - orang datang berteriak - teriak di depan kantor, di mana pegawai - pegawai pemerintah sedang bekerja, bukankah itu sangat menggangu? Mengapa harus berteriak? Tidak bisakah berbicara normal, selayak manusia beradab? Dan kenapa harus ada bakar ban? Kenapa anarkis? Kenapa harus melawan polisi dan petugas keamanan yang memang bertugas menjaga keamanan kantor pemerintahan? Mereka kan cuma menjalankan tugas, kalo kalian para pendemo memang sangat ngotot, mereka bisa apa selain menyakiti kalian?

Saya anak fisip, tapi saya tidak suka demo, saya ga pernah sekalipun mau ikut demo, saya pengennya jadi orang yang mengajukan aspirasi saya secara resmi, dengan pembicaraan yang beradab dengan pakaian yang pantas, diruangan yang memang untuk berbicara bukannya berteriak dari luar pagar gedung pemerintahan, saya pengennya jadi orang yang tidak brutal, tidak anarkis, tapi tetap didengar suaranya. Pernah saya menyaksikan demo di kantor gubernur di kota saya, demo yang ramai, banyak yang berpartisipasi, berteriak dan membuat arus jalan di alihkan, saya geli. Saya geli membayang mereka yang tanpa membaca berita langsung main serbu aja, mereka tidak tau kalo pada hari itu bertepatan dengan rapat seluruh gubernur seindonesia di makassar, helllooo? Kalian demoin siapa, wong gubernurnya lagi ga disitu kok yee, saya ga mau seperti mereka, berteriak dengan urat menonjol dan kecele berjamaah.

Mending saya kirim surat ke kepala pemerintahan dan menunggu respon, sukur - sukur kalo saya dipanggil menghadap menyampaikan pendapat saya, mungkin kedengerannya absurd, memang saat ini saya bukan siapa - siapa, tapi nanti, saya akan jadi orang yang didengar suaranya. Bukan, bukan saya mau jadi penyanyi atau pengamen, saya mau jadi orang yang diperhitungkan suara dan pendapatnya, saya mau jadi orang penting, jadi untuk menyampaikan pendapat saya, saya gak perlu panas - panas diluar gedung, saya tinggal masuk dan berbicara dengan segala wibawa saya, mungkin itu masih lama, tapi saya cukup sabar menunggu saat yang tepat untuk meyampaikan aspirasi, setidaknya saat kepribadian saya sudah matang, Insya Allah aspirasi saya juga sudah matang, bukan aspirasi kacangan yang diteriakkan dari luar gedung, bukan cuma sekedar protes tanpa solusi.

Seorang teman sekelas pernah sangat nafsu berbicara soal demo pada saya, dia bilang, "Begini loh cha, untuk mengingatkan pemerintah bahwa ada sistem yang salah yah dengan demo itu, kalo ga didemo dia ga bakal tau kalo ada yang salah", oh well well, pertama - tama, bisakah protesnya biasa aja ga usah bawa massa bawa spanduk dengan muka menyeramkan begitu? Kedua, setelah kamu protes, punyakah kamu solusi yang lebih baik? Ketiga, mereka yang menduduki posisi pemerintahan bukanlah buta hruf yang harus kamu arahkan kemana harus melangkah, mereka juga berusaha, bisakah kita rakyat menurut sebentar dan diam bukannya menggangu mereka yang lagi berusaha? Pak presiden itu gelarnya panjang, sedangkan kita lulus kuliah aja belom, mau melampaui pak presiden? Pikir dulu dari berbagai sisi sebelum menjudge orang. Simpan dulu aspirasimu, kalo aspirasimu belum matang, simpan saja kalo masih belum punya solusi, sekian soal pandangan saya, saya tekankan ini hanya sekedar pandangan saya, kalian boleh setuju atau tidak :)

Jumat, 09 Desember 2011

I'm back again -____-

Lama banget yah ga update blog, udah banyak juga hal yang terjadi selama aku ga update blog, yaah kayak perubahan status hubungan, sempet ada yang ngebet juga tapi untungnya aku bisa menghindari dengan manuver-manuver halus tanpa terlalu menyakiti perasaan orang lain, engg akhir-akhirnya ini juga jadi suka main game online, just call me childish, I still crazy about the game, sempet ikut festival band juga dan salah potong rambut. Jreng. Jreng. Jreng.

Salah potong rambut adalah hal yang paling ku takuti (oke selain Tuhan, omelan mamaku dan petasan banting), and guess what, its happen to me. Seolah kurang menderita, acara salah potong rambut itu terjadi pas beberapa minggu sebelum tanteku nikah which means ratusan pasang mata melihatku di meja penerima tamu dan terjadi sebelum aku harus ikut festival yang udah terlanjur ku bayar uang pendaftarannya.

Nah itu dia hasil salah potong rambut, jangan mengira aku jelek banget yah pas salah potong, akuilah aku agak cute dengan model rambut helm standart SNI-ku ini. Yang paling menakutkan itu sebenernya komentar dari temen - temen kampus, taulah mulut - mulut pedas tak bersahaja namun tetap perhatian dan so sweet, mereka temanku -___-.

And about the festival, just one word, SUCK. Yah sebutlah aku berlebihan, tapi bayangkan kalo kamu jadi aku bayar pendaftaran yang lumayan gede untuk ukuran festival, latihan berminggu - minggu 2 lagu sampe bosen dan you know pas hari H-nya, harusnya bandku, yang ku beri nama The Komodo, tampil jam 8 malem tapi ngaret sampe jam 10, bahkan hampir ga dipanggil dan ditunda besok, tapi akhirnya ditampilkan malam itu juga tapi cuma satu lagu. Can you imagine, kayak apa rasa kesel yang ada dikepalaku bahkan pas tau isu dari band - band lain kalo juaranya bahkan udah ditentukan sebelum lomba, yaaah budaya KKN di Indonesiaku tercinta, dimana pemenangpun bisa diatur asal ada dana khusus, well yah semoga ga ada festival macam itu lagi deh, kasian yang ikut 40 band dan taunya gitu doang cara menangnya bukan berlatih dan tampil bagus, tapi kumpulin uang dan cari juri dan panitianya -_____-.

Weh panjang juga yah ngomelnya, yah lumayan lah itung - itung lama gak update jadi sekali datang langsung membanjiri blog dengan kata - kata curahan hari yang memenuhi jiwa yang sunyi ini. Satu - satunya hal yang males ku bahas di updatean blog ini adalah soal kuliah, karna itu hal yang terlalu sensitif buat saya saat ini, apalagi mengenai nilai dan tugas *jah malah dibahas*. Intinya everything has been changed, but not at all deh, cuma beberapa hal aja, termasuk petasan banting yang berubah penampilan dan life style, well its up to you but don't make me feel uncomfort :). Sekarang juga mulai kerja jadi guru privat dan ngambil les bahasa asing, look at the bright side, I'll be better person :).